Kamis Sesudah Rabu Abu

Bacaan I: Ul. 30:15-20
Antarbacaan: Mzm. 1:1-2,3,4,6
Injil: Lukas 9:22-25

Bacaan Injil

Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.”
Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?

Renungan

Bacaan injil pada hari ini mengisahkan tentang syarat-syarat mengikuti Yesus. Dalam injil, Yesus sendiri menegaskan bahwa ada tiga syarat yang harus dijalankan oleh para murid dalam mengikuti Yesus. Ketiga syarat itu adalah menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Yesus. Ketiga syarat ini dilatarbelakangi oleh hidup Yesus sendiri. Di mana Yesus dalam hidup-Nya harus menanggung banyak penderitaan, ditolak oleh semua kalangan dan bahkan harus menyerahkan nyawa-Nya untuk kepentingan banyak orang.

Menyangkal diri berarti sikap atau cara hidup yang memprioritaskan kemaslahatan bersama (bonum communae) sembari meninggalkan segala keinginan dan kepentingan pribadi. Karena itu dalam penyangkalan diri, ego kita yang terlampau tinggi mesti dikesampingkan. Memikul salib berarti kesetiaan untuk menanggung segala beban dan penderitaan yang menimpa hidup kita. Salib dalam hal ini dimaknai sebagai beban, penderitaan dan tantangan. Sementara itu mengikuti Yesus berarti mengamini dan menjadikan sikap hidup Yesus sebagai model dari cara hidup kita. Yesus, dalam hidup-Nya senantiasa mewartakan kasih dan kebenaran kepada sesama. Maka hal inilah yang patut kita integrasikan dalam cara hidup kita.

Apa pesan injil ini untuk kita para pengikut Kristus pada permulaan masa prapaskah ini?

Pertama, kita semua diajak untuk menyangkal diri dengan meninggalkan segala ego, kepentingan pribadi dan keinginan kita yang terlampau berlebihan. Sebagaimana Yesus yang rela wafat demi keselamatan semua manusia maka kita pun mesti meninggalkan dan membatasi ego, kepentingan pribadi serta keinginan kita yang terlampau berlebihan demi terciptanya kebaikan bersama.
Kedua, kita semua diajak untuk setia menanggung salib hidup kita masing-masing. Sebagaimana Yesus yang setia memikul salib sampai titik darah penghabisan maka kita pun mesti setia dan tidak berputus asa atas beban hidup, penderitaan dan tantangan yang kita alami.

Ketiga, kita semua diajak untuk mengikuti Yesus dengan meneladani sikap yang ditunjukkan-Nya. Sebagaimana Yesus yang senantiasa mewartakan kasih dan kebenaran kepada semua orang maka kita pun mesti menularkan kasih dan kebenaran yang diwartakan Yesus kepada sesama yang ada di sekitar kita. (RD. Leonardus Liberto Mere)