Uskup Labuan Bajo Mgr Maksimus Regus menyampaikan beberapa masukan penting terkait arah pastoral keuskupan Labuan Bajo pada sesi pembuka Sidang Pastoral Post Natal di Aula Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Sambi, Senin 13 Januari 2025.
Uskup Maksimus menggarisbawahi pentingnya rasa syukur atas dua momen besar yang mengiringi pembentukan Keuskupan Labuan Bajo, yakni Sinode Universal yang menawarkan sinodalitas sebagai jalan baru, dan Tahun Yubelium dengan tema Peziarah Pengharapan.
Tiga Pilar Pastoral: Persekutuan, Partisipasi, Perutusan
Sidang ini menitikberatkan pada tema memperkuat sinodalitas Gereja, yang di dalamnya setiap anggota mengambil peran sesuai dengan bidang perutusannya. Mgr. Maksimus menyampaikan tiga pilar utama yang menjadi landasan pastoral keuskupan:
- Gereja sebagai Persekutuan
Gereja tidak hanya dimaknai sebagai struktur, tetapi juga sebagai pengalaman iman yang relasional. Persekutuan sejati mengajak anggota Gereja untuk saling mendukung, mendengarkan, dan menjadi saksi hidup di tengah dunia yang terus berubah. Partisipasi aktif, terutama dari kaum muda, sangat diperlukan untuk menciptakan dinamika persekutuan yang hidup. - Sinodalitas dan Partisipasi
Sinodalitas, sebagaimana ditekankan Paus Fransiskus, adalah ekspresi Gereja yang mendengar dan berbicara. Gereja yang sinodal mengutamakan partisipasi aktif umat dalam tata kelola yang inklusif dan responsif terhadap pengalaman iman komunitas. “Diskusi pastoral ini adalah refleksi dari niat kita untuk mendengarkan suara semua elemen Gereja,” ujar Mgr. Maksimus. - Perutusan Gereja
Gereja dipanggil untuk menjadi saksi iman, khususnya bagi mereka yang membutuhkan dan kehilangan harapan. Menyitir Ensiklik Laudato Si, Mgr. Maksimus menegaskan pentingnya menjaga bumi sebagai rumah bersama dan meningkatkan kesadaran umat akan pentingnya cinta lingkungan demi generasi mendatang.
Tantangan dan Peluang Keuskupan Baru
Sebagai keuskupan yang baru, Labuan Bajo menghadapi tantangan sekaligus peluang besar dalam beberapa sektor:
- Dinamika Pariwisata: Gereja diharapkan menjadi suara moral yang memberikan advokasi kebijakan pro-kemanusiaan serta pelayanan kasih bagi masyarakat yang terdampak pariwisata.
- Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi: Gereja dapat menggandeng mitra non-eklesial untuk menyediakan pelatihan non-formal bagi umat yang membutuhkan.
Langkah Praktis Menuju Gereja yang Hidup
Mgr. Maksimus juga memberikan panduan langkah-langkah konkret untuk mewujudkan visi pastoral keuskupan, meliputi:
- Membangun kerja sama dalam pelayanan pastoral.
- Melaksanakan pelatihan bagi pelayan pastoral.
- Menggalakkan kolaborasi lintas sektor.
- Menggemakan pastoral ekologis demi menjaga kelestarian lingkungan.
Kata Kunci: Sinodalitas, Solidaritas, Soliditas
Tiga kata kunci – sinodalitas, solidaritas, dan soliditas – menjadi penegasan dari tujuan sidang pastoral ini. Ketiganya mencerminkan komitmen Keuskupan Labuan Bajo untuk membangun tata kelola Gereja yang mendukung persekutuan iman, mendorong partisipasi umat, dan mewujudkan perutusan pastoral yang berdampak nyata.
Sidang ini menegaskan arah Gereja Keuskupan Labuan Bajo sebagai komunitas iman yang relevan, adaptif, dan responsif terhadap kebutuhan zaman, dengan semangat partisipatif untuk melayani umat dan dunia.