Hari Minggu Paskah

Bacaan I: Kis 10:34a. 37-43
Antarbacaan: 118: 1-2, 16ab-17, 22-23
Bacaan II: Kole 3:1-4
Injil: Yoh 20:1-9

Renungan

Selamat Pesta Paskah. Kebangkitan Kristus adalah landasan iman kita; kemenangan hidup atas kematian. Bacaan Minggu Paskah yang mulia ini mengajak kita masuk ke dalam inti misteri Paskah, yang menerangi jalan dari kesedihan menuju kegembiraan, dari kematian menuju kehidupan baru.

Dalam bacaan pertama, untuk pertama kalinya, Petrus, seorang rasul Yahudi, memberitakan Kabar Baik kepada orang-orang bukan Yahudi. Di sini, Tuhan mengungkapkan sesuatu yang menakjubkan: kebangkitan Kristus diperuntukkan bagi semua orang, setiap bangsa, dan setiap hati yang mencari Dia. Kebangkitan bukanlah sebuah mitos yang samar-samar atau sebuah visi pribadi—ini adalah sebuah realitas publik. Yang menonjol adalah cara Petrus berbicara dengan percaya diri. Dia adalah pria yang berubah. Petrus yang sama, yang menyangkal Yesus tiga kali, kini dengan berani menyatakan Dia sebagai hakim atas orang hidup dan orang mati. Dia tidak mengajarkan filosofi baru; dia mewartakan seseorang—Yesus, yang disalibkan dan bangkit, yang kini membawa pengampunan bagi semua orang yang percaya. Batu itu terguling—bukan hanya dari kubur-Nya, namun juga dari hati kita. Apa pun rasa malu, rasa bersalah, ketakutan, atau keputusasaan yang kita bawa—Dia telah menaklukkannya. Dan sekarang, seperti Petrus, kita juga diutus untuk bersaksi. Bukan hanya dengan kata-kata, namun dengan kehidupan yang diubahkan melalui Kebangkitan.

Dalam bacaan kedua Santo Paulus menawarkan kepada kita visi mendalam tentang kehidupan Kristiani yang dibentuk oleh Kebangkitan. Ia sangat percaya bahwa melalui baptisan, kita telah mati dan bangkit bersama Kristus. Kehidupan kita, walaupun masih berakar di bumi, secara misterius tersembunyi di dalam Kristus. Ketersembunyian itu menghibur sekaligus menantang. Hal ini memberitahu kita bahwa nilai sejati kita tidak selalu terlihat atau diakui oleh dunia. Namun hal ini juga mengajak kita untuk percaya bahwa hidup kita, bahkan dalam penderitaan atau ketidakjelasan, aman di tangan Tuhan. Pada Paskah kali ini, perkataan Paulus mengajak kita untuk hidup sebagai umat yang menjadi milik surga bahkan saat kita hidup di bumi. Jika Kristus telah bangkit, maka kita tidak lagi dibatasi oleh rasa takut, dosa, atau hal-hal yang bersifat sementara. Marilah kita memohon rahmat untuk hidup dengan hati terangkat tinggi—mencari Kristus, memantulkan kemuliaan-Nya, dan menantikan hari di mana kita juga akan tampil bersama-Nya dalam kemuliaan.

Dalam Injil, Maria Magdalena menemukan batu terguling dari kubur Yesus dan berlari menuju Petrus dan murid terkasih-Nya. Ketika murid terkasih masuk dan melihat kain lenan, Injil memberi tahu kita secara sederhana, “dia melihat dan percaya.” Beberapa kata ini menangkap inti Paskah: sebuah kubur yang kosong, kesadaran yang baru muncul, dan keyakinan yang mulai berakar bukan pada apa yang terlihat, tetapi pada apa yang kini diyakini secara mendalam. Relevansi Paskah saat ini bukan sekedar merayakan suatu peristiwa sejarah, namun pada kebenaran bahwa Yesus masih hidup hingga saat ini. Dia tidak terbatas pada halaman-halaman kitab suci atau katedral-katedral yang jauh. Dia hidup dalam doa hening yang kita bisikkan dalam kesedihan. Dia berjalan bersama kita dalam detail kehidupan sehari-hari yang biasa. Dan Dia menemui kita—sama seperti Maria, Petrus, dan Yohanes—di tempat-tempat kosong di mana kita tidak menemukan harapan. Paskah mengingatkan kita bahwa bahkan ketika kita tidak mengerti, ketika hidup hancur karena kehilangan, kebingungan, atau ketakutan, Kristus yang bangkit sudah selalu hadir. Dia tidak menunggu kita memikirkan semuanya. Dia datang ke dalam kekacauan, kesakitan, dan kerinduan kita. Dia mengisinya dengan kasih dan kehadiran-Nya. Sama seperti murid terkasih, kita tidak perlu melihat Yesus secara langsung untuk percaya. Terkadang, potongan kain linen—yang merupakan tanda-tanda dari apa yang terjadi—yang membantu kita mempercayai apa yang ada. Dan apa yang terjadi adalah ini: Kristus hidup. Dia bersama kita. Dia adalah bagian dari kisah kita, bahkan hingga saat ini. Pada Paskah kali ini, semoga kita menemukan Tuhan Yang Bangkit di tempat-tempat kosong dalam hidup kita. Semoga Tuhan memberkati kita semua. (RD. Kristo Depatri Selamat).