Jumat, Pekan Biasa VI

Bacaan I: Kej 11:1-9
Bacaan Injil: Mrk 8:34—9:11

Bacaan Injil

Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.
Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.”
Kata-Nya lagi kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa.”

Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.
Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus.
Kata Petrus kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”
Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan.
Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.”
Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.
Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang mati.”
Lalu mereka bertanya kepada-Nya: “Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?”

Renungan

Dalam Injil hari ini, Yesus menyampaikan secara jelas dan tegas kepada orang banyak dan para murid-Nya syarat untuk menjadi pengikut-Nya. Yesus berkata: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya” (ay. 34-35).

Apabila diperhatikan dalam dunia kerja saat ini, seseorang akan diterima sebagai tenaga kerja apabila memenuhi pelbagai syarat yang diajukan. Bahkan seseorang bisa menjadi tenaga kerja apabila melewati pelbagai bentuk ujian seleksi. Sejumlah syarat yang diberikan menjadi instrument untuk mengukur kualitas dan kelayakan seseorang sebelum direkrut.

Hal yang sama juga berlaku bagi setiap orang yang mau menjadi pengikut Yesus. Bagi Yesus, untuk menjadi pengikut-Nya harus memiliki komitmen yang teguh dengan memenuhi syarat-syarat yang diberikan. Syarat pertama menjadi pengikut Yesus adalah menyangkal diri. Menyangkal diri merupakan sebuah tindakan radikal dengan mengutamakan kehendak Tuhan di atas keingin pribadi. Menyangkal diri bukan berarti bawa kita merendahkan diri sendiri, tetapi lebih mengutamakan kasih dan kebaikan Allah untuk sesama. Dengan jalan penyangkalan diri, kita memberi tempat yang lebih luas bagi pelaksanaan kehendak Allah dalam seluruh hidup dan karya kita.

Syarat yang kedua menjadi pengikut Yesus adalah memikul salib. Memikul salib mesti dilihat secara lebih luas. Salib merupakan lambang dari semua bentuk pengorbanan diri kita sebagai murid Yesus. Pengorbanan nyata dalam setiap bentuk tugas dan tanggung jawab yang dipikul. Untuk menjadi pengikut-Nya mesti ada kesediaan untuk mengatasi rintangan, tantangan dan penderitaan.

Syarat menjadi murid Yesus sejati ialah, bahwa setiap orang yang telah dibaptis harus bersedia memegang teguh kemuridannya yang otentik kepada-Nya, yakni dengan persembahan diri secara total, berani menyangkal dan sanggup mengorbankan dirinya sendiri. Jalan salib bukanlah hanya untuk Yesus sendiri saja, melainkan untuk setiap orang yang mau mengikut Dia.

Kemenangan atau keberhasilan menjadi murid sejati Yesus hanya akan dicapai oleh mereka, yang sanggup memanggul salib! Menolak syarat-syarat ini berarti memilih pihak setan. Sebab dengan demikian hidupnya sungguh hanya berfokus pada kepentingan duniawi diri sendiri. Hidup orang yang memang telah dibaptis namun bertentangan dengan Kristus akan dibawa kepada kehancuran. Tetapi dengan mengikuti Kristus, meskipun melalui penderitaan dan maut, kita dibawa kepada kehidupan sejati.