Bacaan Injil Yoh. 16:20-23a
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita.
Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia.
Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu.
Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.
Renungan
Pengalaman sukacita dan dukacita merupakan dua kenyataan yang tidak dapat dipisahkan dalam hidup manusia. Ibaratnya, seperti dua sisi mata uang yang sama. Ironisnya ada orang yang hanya mau menerima yang satunya dan menghindari yang lainnya. Padahal keduanya sama-sama penting dalam membentuk kehidupan seseorang. Dukacita dan kegagalan hendaknya tidak menjadi alasan bagi kita untuk lari dari kenyataan hidup.
Injil hari menarasikan Yesus yang memberi penghiburan dan penguatan bagi para murid-Nya. Yesus menyadari situasi yang bakal diahadapi oleh para murid-Nya ketika Ia tidak lagi bersama mereka. Para murid kurang lebih tiga tahun hidup bersama dengan Yesus. Antara mereka sudah terjalin hubungan emosional dan spiritual yang kuat. Peristiwa sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus telah menciptakan perasaan campur aduk dalam diri para murid. Selanjutnya kepergian Yesus dari tengah-tengah mereka juga menyisahkan ruang kosong yang tak mampu diisi oleh apa pun juga. Para murid mengalami kehilangan yang amat besar dalam kehidupan mereka ketika Yesus tidak lagi hadir bersama mereka dan berjalan bersama dengan mereka. Dukacita menjadi sulit diobati manakala orang yang dicintai pergi dari tengah-tengah kita. Itulah yang dialami oleh para murid Yesus.
Namun, dalam amanat perpisahan-Nya ini Yesus memberikan sebuah jaminan kepada para murid bahwa sekalipun mereka saat ini mengalami dukacita, tetapi pada akhirnya mereka akan bergembira. Kegembiraan yang dimaksudkan Yesus tidak bersifat sementara, tetapi senantiasa bertahan hingga selamanya. Kegembiraan itu akan dialami para murid dan akan nyata dalam kehadiran Roh Kudus yang dicurahkan pada hari Pentakosta.
Sekurang-kurangnya dua hal yang hendak disampaikan Yesus kepada kita dalam injil hari ini, pertama, sukacita dan dukacita merupakan warna dasar hidup setiap murid-Nya. Duka dan derita memang akan dialami oleh para murid, sebab kita hidup di tengah dunia yang penuh dengan anti-Kristus. Akan tetapi, kita juga mesti ingat akan janji penyertaan Yesus, “Aku menyertai kamu sampai akhir zaman” (Mat 28:20).
Kedua, sukacita abadi akan dialami hanya bila hidup di dalam Yesus. Yesus adalah sumber sukacita sejati. Ia ibarat pokok anggur yang memberikan buah bagi ranting-rantingnya. “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15:5). Persatuan yang mesra dengan Yesus melahirkan sukacita sejati yang tidak dapat dirampas oleh siapapun juga. (Rm. Ignas Haryanto)