Bacaan I : Kej. 1:1-2:2
Bacaan II : Kel. 14:15-15:1
Bacaan III : Yes. 55:1-11
Bacaan Epistola : Rm. 6:3-11
Bacaan Injil : Luk. 24:1-12
Renungan
Saudara-saudari seiman yang terkasih. Selamat Pesta Paskah. Pada hari ini, Gereja sejagat bergembira sebab Kristus telah mengalahkan kegelapan makam dan bangkit dengan penuh kemuliaan dari alam maut. Dalam bacaan pertama tentang penciptaan alam semesta, dinarasikan Allah menjadikan semua karya tangan-Nya adalah baik. Menariknya bahwa Allah menciptakan manusia pada hari yang keenam menurut gambar dan rupa-Nya sendiri. Artinya Allah memiliki master plan, rancangan dan rencana mulia dengan implikasi pastoral, pertama, meminta kita untuk menghargai hasil jari tangan Allah yang hidup dan baik. Seruan apostolik Paus Fransiskus selama satu dekade belakangan adalah mencintai lingkungan, menghargai sesama, memelihara hidup (cura animarum). Kedua, manusia adalah gambaran yang serupa dengan Allah dengan sebuah tanggung jawab menjaga keutuhan dan kelestarian semua ciptaan Allah terdahulu. Eden adalah gambaran dunia yang ideal. Maka sebagaimana Eden yang sedia kala adalah baik, kita juga diajak untuk menciptakan eden yang lain, suasana penuh kehangatan dalam konteks pewartaan dan hidup kita masing-masing. Dengan demikian, kita mengambil bagain dalam menjaga warisan karya tangan Allah.
Dalam bacaan kedua tentang pembebasan bangsa Israel di Laut Teberau, Allah menyelamatkan umat-Nya dengan melintasi laut, simbol membasuh dosa dan kesalahan masa lalu. Dengan melewati “laut”, Allah membersihkan manusia dari cara hidup lama dan masuk dalam periode Israel yang telah diperbarui, mengangkatnya menjadi anak-anak kesayangan-Nya. Oleh karena itu, pesan utama dari bacaan kedua adalah miliki keyakinan dan sikap penyerahan diri kepada Allah yang senantiasa membukakan jalan keselamatan. Allah selalu hadir dalam cara dan rancangan baik sebagaimana pada permulaan Ia menghendaki semuanya adalah baik.
Saudara-saudari seiman yang terkasih, lebih lanjut dalam bacaan ketiga Yesaya menegaskan bukti penyertaan dan kasih setia Allah melalui ajakan bagi kita untuk mengambil bagian dalam sukacita abadi, “Marilah kamu semua orang yang haus, marilah dan minumlah. Terimalah gandum tanpa uang pembeli, dan makanlah, minumlah anggur dan susu tanpa bayar”. Allah adalah jaminan kehidupan jasmani yang kurang dan hidup rohani yang kering. Undangan Allah, tanpa syarat materi, melainkan ketergerakan hati, panggilan kepada kebebasan dan menghantarkan kita pada sukacita yang menyelamatkan. Oleh karena itu, kita diajak untuk memurnikan motivasi tobat yang sudah kita upayakan selama empat puluh hari belakangan. Mari mengisi karya dan karsa kita dengan hal-hal berguna, perbanyak komunikasi batin dengan berdoa, menjadi pembawa berkat bagi sesama dalam dunia perutusan masing-masing.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada umat di Roma menegaskan Kristus telah memperbaharui janji pembaptisan Gereja agar hidup kita sungguh menghadirkan pengharapan bagi orang-orang yang kehilangan harapan, kasih dan sukacita. Melalui kebangkitan Kristus, Allah berinisiatif memulai hidup yang baru bagi kita. Kebangkitan adalah puncak kemenangan. Maka, setelah peristiwa Salib, kita diajak untuk tidak berhenti pada tangisan dan kesedihan, melainkan bangkit dengan harapan yang baru sebagai orang-orang menang. Kemenangan itu juga mesti diejawantahkan agar berbuah sukacita bagi orang lain. Allah telah mengeluarkan kita dari Mesir yang lama, kedosaan dan kesalahan masa lalu agar kita tidak terpaku pada makam kosong, melainkan bersukacita bersama Yesus yang sunguh-sungguh telah bangkit. Mari bersaksi dalam kebenaran dan kemuliaan makam kosong. Rancangan Allah awal mula adalah baik, mari kita meneruskannya dalam pewartaan dan penghatan hidup sebagai Gereja yang telah diperbaharui oleh darah Kristus. Selamat pesta Paskah. (RD. Arfandi Dadus)