Pemberkatan Gua Maria dan Gereja Paroki St Nikolaus Pacar

Umat Paroki St Nikolaus Pacar merayakan pemberkatan Gua Maria pada Selasa (3/12) sore dan pemberkatan Gereja Paroki pada keesokan harinya, Rabu (4/12). Pemberkatan dipimpin oleh Uskup labuan Bajo Mgr Maksimus Regus dan dihadiri oleh Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat bersama, para donatur serta umat paroki.

Gereja yang baru ini dibangun setelah gereja yang lama sudah tidak cukup luas untuk menampung umat yang hadir pada perayaan-perayaan liturgi dan kondisinya yang rusak setelah dipakai lebih dari lima puluh tahun. Pastor Paroki St Nikolaus Pacar RD Didi Mbembo dalam sambutannya mengungkapkan pembangunan Gereja yang baru dimulai pada 2022 dengan gerakan syukur seribu sehari di kalangan umat.

“Saya katakan kepada umat, uang seribu yang tidak kamu pakai untuk belanja di kios, izinkanlah itu kamu beri untuk Rumah Tuhan. Dan kami memulai. Saya yakin dan percaya, Tuhan akan memberi yang terbaik untuk kami,” ungkap Romo Didi.

Dalam perjalanan waktu, banyak yang membantu proses pembangunan hingga selesai. Secara khusus ia menyebut Mr Julian dan Rm Kamilus yang menjadi donatur utama dari pembangunan Gereja St Nikolaus Pacar. Dukungan Keuskupan Ruteng juga sangat berarti, terutama motivasi dan dorongan yang disampaikan Mgr Siprianus dalam kunjungan pastoralnya ke Paroki Pacar. Dan kepada semua yang telah membantu, Romo Didi sampaikan limpah terima kasih.

Lebih dari itu, Romo Didi sampaikan kebanggaanya atas komitmen dan paritisipasi seluruh umat dalam pembangunan gereja. Umat telah dengan berbagai cara terlibat dalam keseluruhan proses sehingga semua berjalan lancar.

“Saya bersyukur dalam proses pembangunan ini ada komitmen bersama. Ada keinginan bersama, kemauan bersama dari umat, tokoh-tokoh dan dewan paroki. Sehingga dalam proses pembangunan tidak ada perpecahan dan pertikaian. Yang satu adalah niat menyelesaikan pembangunan ini,” ungkap Romo Didi.

Pada kesempatan yang sama, Uskup Labuan Bajo mengajak umat untuk rajin berdoa di Gereja. Gereja megah yang indah, kata dia, diharapkan mendorong semangat untuk meningkat iman umat dalam aneka kegiatan ibadah dan kerohanian.

“Seperti kata dalam adat torok tadi, bahwa Gereja lama telah menjadi tua dan termakan usia selama 50 tahun, Gereja ini nanti diharapkan akan berusia lima puluh kali lima. Itu mengandaikan kerja sama kita untuk merawatnya. Dan terutama merawat Tubuh Kristus yang adalah kita semua yang adalah Gereja yang adalah kebersamaan kita semua, keluarga, komunitas, stasi dan paroki,” kata Uskup Maksimus.