Perayaan Kamis Putih

Injil: Yohanes 13:1-15

Renungan

Bacaan injil pada hari ini mengisahkan tentang malam perjamuan terakhir yang dilakukan Yesus dengan para murid-Nya. Perjamuan yang dilakukan Yesus dengan para murid bukan hanya sekadar makan bersama melainkan sebuah perjumpaan nyata dengan kasih Allah. Dalam ekaristi, kita mengenang pengorbanan Yesus dan masuk ke dalam misteri kasih yang memberi diri sepenuhnya. Setiap kali kita menyambut tubuh-Nya kita diundang untuk menjadi seperti Dia: Roti yang dipecahkan bagi dunia.

Yohanes menarasikan bahwa dalam momen perjamuan itu, Yesus membasuh kaki para murid-Nya. Ia tahu saatnya telah tiba. Ia tidak menghabiskan waktu terakhir-Nya dengan kesenangan duniawi, tetapi dengan membasuh kaki para murid; sebuah tindakan yang penuh kerendahan hati dan penuh cinta (Yoh.13:4).

Melaui tindakan ini, Yesus ingin mengubah makna kasih. Kasih bukan hanya sekadar memberi barang/harta-benda, melainkan lebih kepada memberi diri (berkorban). Ia menjadi pelayan di saat Ia paling layak untuk dilayani. Disinilah kita belajar bahwa kasih sejati itu konkret dan penuh dengan kerendahan hati, dan juga bahwa kekudusan bukan soal jabatan, tetapi soal pengorbanan dan pelayan. Yesus tidak hanya berkata “Aku mengasihi kalian” tetapi Ia menunjukkannya dengan aksi konkret: membasuh, memberi makan dan memberikan hidup-Nya.

Apa pesan bacaan suci hari ini untuk kita?

Pertama, Kristus telah memberikan diri sepenuhnya untuk keselamatan kita umat-Nya. Maka sebagai pengikut Kristus, kita diundang untuk memberikan diri dan berkorban untuk kebaikan atau kepentingan bersama.

Kedua, Kristus telah merunduk dan membasuh kaki para murid-Nya. Merunduk dan membasuh kaki menggambarkan sikap kerendahan hati. Oleh karena itu, kita semua diajak rendah hati dalam setiap pelayanan yang kita jalankan. (RD. Leonardus Liberto Mere)