Rabu Pekan III Paskah

Bacaan Pertama: Kis. 8:1b-8;

Bacaan Injil Yohanes 6:35-40

“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”

Renungan

Dalam Injil hari ini, Yesus menegaskan bahwa semua yang diberikan Bapa kepada-Nya akan datang kepada-Nya, dan siapapun yang datang kepada-Nya tidak akan Ia tolak. Ini adalah janji penghiburan yang besar. Tak ada seorangpun yang terlalu jauh atau terlalu berdosa untuk diterima oleh Kristus, selama ia datang kepada-Nya dengan iman. Kasih Allah yang dinyatakan dalam Kristus adalah kasih yang merangkul, yang tidak memandang status, latar belakang atau masa lalu seseorang.

Yesus menekankan bahwa Ia turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Nya sendiri, melainkan kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Ini menunjukkan kesatuan yang sempurna antara Anak dan Bapa dalam rencana keselamatan manusia. Kehadiran Yesus di dunia adalah misi ilahi untuk menyelamatkan, bukan untuk menghakimi. Setiap tindakan-Nya, termasuk pengorbanan-Nya di kayu salib adalah bagian dari kehendak Bapa untuk menyelamatkan umat-Nya. Kehendak Bapa, kata Yesus adalah bahwa semua yang diberikan kepada-Nya, tidak satu pun akan hilang, tetapi dibangkitkan pada akhir zaman. Ini menegaskan keamanan kekal bagi mereka yang percaya. Hidup kekal bukan hanya janji untuk masa depan, melainkan kepastian untuk saat ini juga, bahwa dalam Kristus kita dipelihara dan dijaga sampai akhir.

Akhirnya, Yesus menutup dengan pernyataan yang kuat: setiap orang yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya akan beroleh hidup yang kekal dan Ia sendiri akan membangkitkan orang itu pada akhir zaman. Ini adalah dasar pengharapan orang percaya, bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan pintu menuju kehidupan kekal bersama Tuhan. Mari kita datang kepada Yesus bukan hanya untuk kebutuhan sesaat, tetapi untuk disatukan dalam hidup yang kekal yang hanya ada di dalam Dia.