Refleksi Teologis-pastoral Moto Bapa Uskup Keuskupan Labuan Bajo

Sidang Pastoral Post Natal Keuskupan Labuan Bajo yang berlangsung di Aula Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Wae Sambi, memasuki hari keduanya dengan semangat refleksi mendalam. Agenda pagi ini diawali dengan pembahasan refleksi teologis-pastoral yang bertumpu pada moto Bapa Uskup: “Supaya dunia diselamatkan oleh-Nya” (Yohanes 3:17). Materi ini dibawakan oleh Rd. Agustinus Manfred Hambur dan dimoderatori oleh Rd. Benediktus Denar.

Dalam pemaparannya, Rd. Agustinus menyoroti dua pilar utama dari moto tersebut. Pertama, bahwa Gereja sebagai komunitas umat Allah tidak hanya bertugas melayani dirinya sendiri, tetapi memikul tanggung jawab besar untuk seluruh dunia, mencakup sejarah kemanusiaan dan alam semesta. Kedua, Gereja adalah sakramen keselamatan yang dipanggil untuk menghadirkan Kerajaan Allah melalui karya penggembalaan dan pelayanan kasih.

“Keselamatan bukan hanya tugas individu atau komunitas tertentu, melainkan sebuah komitmen universal yang dijalankan melalui misi permanen Gereja,” ujar Rd. Agustinus.

Rm Manfred Habur membawakan materi pada Hari Studi Sidang Pastoral Keuskupan Labuan Bajo

Praksis Pastoral dalam Perspektif Misi

Sidang ini menggarisbawahi pentingnya transformasi paradigma pastoral dengan fokus pada pendekatan misioner. Dalam konteks Keuskupan Labuan Bajo, Sapta Alih pastoral menjadi kerangka strategis untuk mengadaptasi pelayanan Gereja terhadap tantangan zaman. Paradigma ini menawarkan integrasi inovasi teknologi, pemberdayaan ekonomi umat, pelestarian budaya, dan ekologi sebagai bentuk nyata perwujudan moto Bapa Uskup.

“Gereja harus menjadi motor penggerak transformasi sosial, bukan hanya tempat peribadatan,” lanjut Rd. Agustinus.

Langkah Konkrit Keuskupan Labuan Bajo

Transformasi pastoral ini menekankan model pelayanan yang partisipatif, inklusif, dan kontekstual. Beberapa langkah konkret yang diusulkan antara lain:

  1. Pemberdayaan Ekonomi Umat – Mengembangkan program-program yang mendukung kemandirian ekonomi berbasis komunitas.
  2. Digitalisasi Evangelisasi – Mengoptimalkan teknologi untuk menjangkau umat di era digital.
  3. Pelestarian Lingkungan dan Budaya Lokal – Mengintegrasikan nilai-nilai ekologi dan kebudayaan dalam karya pastoral.

Dalam semangat sinodalitas, Rd. Agustinus menekankan bahwa keberhasilan upaya ini hanya dapat dicapai melalui keterlibatan aktif seluruh elemen Gereja, baik klerus maupun awam.

Menuju Gereja yang Hidup dan Relevan

Moto “Supaya dunia diselamatkan oleh-Nya” menginspirasi Keuskupan Labuan Bajo untuk terus memperbaharui cara Gereja melayani umat dan dunia. Dengan berpegang pada nilai-nilai iman, harapan, dan kasih, kehadiran Gereja dapat menjadi terang bagi masyarakat, mewujudkan Kerajaan Allah di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.

Sebagai penutup, refleksi ini mengundang seluruh umat untuk terlibat aktif dalam pelayanan, menghadirkan wajah Kristus yang penuh kasih kepada dunia. Dengan demikian, visi pastoral Keuskupan Labuan Bajo bukan hanya menjadi cita-cita, tetapi sebuah realitas yang hidup dan dirasakan oleh semua pihak.