Bacaan I : Kid. 2:8-14.
Bacaan Injil : Luk. 1:39-45.
Bacaan Injil
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.
Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.
Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus,
lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.
Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”
Renungan
Kunjungan dan perjumpaan Maria dan Elisabet adalah kunjungan dan perjumpaan kasih yang penuh iman dan sukacita. Beberapa gagasan pokok dalam kunjungan dan perjumpaan ini antara lain: pertama, Malaikat Gabriel membawa kabar sukacita dari Allah untuk kedua keluarga ini (keluarga Yusuf dan Maria, keluarga Zakharia dan Elisabet). Dengan demikian, mereka adalah keluarga dan wanita terpilih, yang dipercayakan Allah untuk mengandung dua tokoh hebat; Yesus Kristus dan Yohanes Pembaptis.
Kedua, perjumpaan keduanya sekaligus menjadi perjumpaan awal antara Yesus Kristus dan Yohanes Pembaptis, meski dua tokoh ini masih berada di dalam kandungan ibunda mereka masing-masing. Yohanes adalah tokoh besar Perjanjian Lama yang kemudian dilukiskan sebagai nabi yang berseru-seru di padang gurun, lantang mewartakan dan menyiapkan kedatangan Sang Mesias, dan menyerukan pertobatan kepada bangsa Israel. Dan Yesus adalah pemenuhan pewartaan para nabi, termasuk Nabi Yohanes, Mesias yang dijanjikan bagi Israel, Sabda yang menjelma menjadi manusia.
Ketiga, pengakuan spontanitas Elisabet yang menegaskan keallahan Yesus Kristus, “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” Pengakuan ini merupakan dorongan Roh Kudus untuk mengakui Kristus sebagai Tuhan. Pengakuan Elisabet tentunya ekspresi hati yang gembira atas kunjungan Bunda Maria.
Keempat, salam kasih yang lembut. Maria mengalami kelembutan kasih Allah melalui sapaan Malaikat Gabriel, “Salam hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai Engkau” (Luk. 1:28). Sapaan yang sama juga dibagikan oleh Maria kepada Elisabet sebagai bentuk shering iman akan kasih Allah yang besar kepadanya. Artinya, Maria mengekspresi sukacita iman yang telah ia alami dan ia ingin membagi sukacita itu kepada sesama.
Tema besar Adven ketiga adalah kegembiraan iman dan sukacita kasih. Maria sangat bergembira karena telah mengalami kasih dari kerahiman Allah. Kasih yang sama juga ia wartakan dalam lawatannya kepada Elisabet. Kita juga diajak untuk setia dan rela membagi kasih yang kita alami dalam perjumpaan spiritual dengan Allah kepada sesama yang membutuhkan dan alam ciptaan-Nya. Mari memaknai setiap perjumpaan kita dengan sesama dan alam ciptaan sebagai bentuk pewartaan kasih Allah dalam hidup kita. Bawalah pesan sukacita dengan lembut, sebagaimana kelembutan kasih Bapa menyapa setiap hati. Semoga lawatan kita menggugah setiap hati untuk semakin dekat kepada Tuhan. (RD. Yosefan Arwandi Dadus)