Sabtu, 03 Mei 2025, Hari Biasa, Pekan Paskah II
Bacaan I : Kis. 6:1-7
Bacaan Injil (Yoh. 6:16-21)
Setelah mempergandakan roti dan memberi makan lima ribu orang, Yesus mengundurkan diri ke gunung. Ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Ini Aku, jangan takut!” Mereka lalu mempersilakan Yesus naik ke perahu, dan seketika itu juga perahu mereka sampai ke pantai yang mereka tuju.
Renungan
Dua keutamaan hidup yang ditunjukkan oleh para murid yakni doa dan pelayanan Firman. Melalui hidup doa, para murid mengikat kesatuan dengan Allah, pusat dan sumber kesegaran rohani. Dan melalui pelayanan kepada jemaat, para murid menyatakan sari-sari rohani dalam pewartaan dan kesaksian hidup. Para rasul menyadari kekuatan rohanilah yang menggerakan mereka untuk bersaksi kepada dunia. Oleh karena itu, setiap orang yang ingin berkarya atas nama Allah terlebih dahulu harus memiliki waktu yang intim bersama dengan Allah. Bersama Allah, karya pelayanan Gereja akan menyatukan hati banyak orang serta mendatangkan berkat dan sukacita,
Dalam bacaan pertama hari ini, dikisahkan para rasul bersepakat untuk memilih tujuh orang yang dipadang terkenal baik menurut jemaat agar membantu mereka dalam melayani jemaat. Hal ini hendak menegaskan Gereja perdana mula-mula hidup dari kelompok kecil yang saling percaya, bertekun dalam doa juga mengekpresikan kekuatan spiritual itu dalam kesaksian hidup melalui pelayanan kepada jemaat. Kesegaran rohani dalam kemesraan dengan Allah mesti dinyatakan dalam kesatuan bersama para anggota. Inilah komuni Gereja, yakni bersatu dalam doa, juga bersama-sama dalam membagikan berkat.
Penginjil Yohanes juga menegaskan setelah melayani para pengikut-Nya dalam mukjizat pergandaan roti, Yesus mengundurkan diri ke gunung. Mengundurkan diri dapat dimengerti sebagai momen Yesus mengambil waktu dalam doa ungkapan syukur kepada Allah. Bahwa karya mukjizat pergandaan roti adalah kehendak Allah, cara Allah mengundang banyak orang agar percaya kepada-Nya. Selain itu, Yesus juga memohon pertolongan Allah agar perjalanan para murid selamat mengarungi lautan sampai ke tempat tujuan. Bersatu bersama Allah memampukan kita mengatasi gelora tantangan dan pelbagai kesulitan hidup. Allah akan membantu kita agar tetap berlayar mengurungi dunia untuk mewartakan kebaikan dan menyebarluaskan Kerajaan-Nya. Mari kita rajut keintiman bersama Allah dalam doa, Ia akan meringankan karya kebaikan yang akan kita tunjukkan kepada sesama. (RD. Arfandi Dadus)