Bacaan Injil : Yoh. 15:18-21.
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membernci Aku. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya, Tetapi karena kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia; maka dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu. Jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.
Renungan
Perjalanan misi Paulus hendak menunjukkan bahwa Allah yang memanggil para pilihan-Nya akan senantiasa menyertai mereka. Beberapa daerah yang disebutkan dalam bacaan pertama terbentang cukup jauh dengan topografi yang cukup sulit pada zaman itu. Namun, narasi dalam kisah para rasul menampilkan semangat dan kegembiraan Paulus untuk menyebarluaskan Injil ke seluruh penjuru. Beberapa sahabat yang menyertainya pun tampaknya tertarik dengan semangat kerasulan Paulus demikian. Artinya, misi Allah dapat tercapai dalam dua hal utama: pertama, kehendak dan restu Allah. Semangat kerasulan untuk menyebarluaskan Injil diinisiasi oleh Allah. Kisah para rasul menampilkan ketika Paulus mencoba masuk ke daerah Bitinia, Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. Restu adalah berkat dan doa agar semangat misioner dan kerasulan dapat berhasil. Lebih dari itu, hal ini hendak menegaskan pula bahwa Sang Pengutus tidak hanya mengutus, tetapi juga mengarahkan pada hal yang benar, tepat dan sesuai. Kedua, partisipasi yang taat. Menjadi rasul tidak hanya soal kesediaan untuk diutus ke berbagai tempat, melainkan menuntut ketaatan agar misi yang dirancang sesuai dengan kehendak Pengutus dan tepat sasar sesuai kebutuhan pastoral.
Dua hal ini menghantarkan kita pada refleksi iman bahwa misi Allah adalah kolaborasi cinta Sang Ilahi untuk menyelamatkan dunia dan gerakan hati manusia untuk terlibat menjadi rekan dan sarana Allah agar tercapailah keselamatan itu. Dua hal ini menghindari kita dari dua ektrim berbahaya, yakni menjadi radikalis dengan budaya dan bangsa baru dan giat mewartakan Injil adalah upaya merayu hati Allah agar terlihat sebagai rasul dan martir. Pewartaan Paulus dan beberapa sahabat seperjalanannya menembus dunia dan budaya baru adalah gerakan hati yang terlibat sebagai rekan dan sarana Allah. Ia menyebarkan Sabda sampai ke periferi dengan menyesuaikan budaya setempat agar misi mewartakan Injil dapat diterima dengan mudah. Inilah salah satu cara dan metode pewartaan dalam dunia sekarang ini, mengakrabkan Sabda dalam konteks dunia, tanpa meminimalisasi kekayaan Sabda Allah. Lebih dari itu, panggilan menjadi rasul juga berarti kesediaan yang menunutut ketulusan dan ketaatan pada Dia yang mengutus. Orang tulus dan taat akan senantiasa diberkati.
Dalam bacaan Injil, Yesus menegaskan “Aku telah memilih kamu dari dunia” yang berarti pilihan menjadi rasul dalam misi keselamatan adalah rencana dengan tujuan yang jelas. Orang terpilih tentu dipandang mampu, terbaik dari yang lain. Ketika Allah telah memilih kita berarti Allah telah melihat dan mengetahui kemampuan yang kita miliki. Dia sendiri akan melengkapi dan menyempurnakan kekurangan dan kesulitan kita, yang paling utama adalah terlibat, taat dan rendah hati seperti Sang Pengutus adalah taat dan rendah hati. Mari mewartakan Kristus dalam dunia perutusan kita masing-masing supaya dunia diselamatkan oleh-Nya. (RD. Arfandi Dadus)