Selasa Pekan Biasa XVII Peringatan Wajib St Marta, Maria dan Lazarus

Bacaan Injil Luk 10:38-42

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”
Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

Renungan

Dalam Injil hari ini, Marta sedang berduka karena kematian saudaranya, Lazarus. Namun ketika Yesus datang, ia menyambut-Nya bukan dengan amarah, tetapi dengan harapan dan iman.

Meski hatinya terluka, Marta tetap percaya bahwa Yesus bisa berbuat sesuatu. Bahkan sebelum Yesus membangkitkan Lazarus, Marta sudah mengucapkan kata-kata yang sangat kuat: “Aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah.” Ini adalah pengakuan iman yang luar biasa—bukan di tengah mukjizat, tapi justru di tengah kehilangan. Marta mengajarkan kita bahwa iman sejati bukan hanya percaya saat semuanya baik-baik saja, tapi juga saat kita tidak mengerti rencana Tuhan.

Pertanyaan reflektif untuk kita sekalian: Apakah aku tetap percaya kepada Tuhan saat doaku belum dikabulkan? Marta percaya bahkan sebelum mujizat terjadi.

Apakah aku menyambut Yesus dalam kehidupanku sehari-hari? Seperti Marta yang menyambut Yesus ke rumahnya, aku juga dipanggil untuk memberi ruang bagi-Nya dalam kehidupanku.

Apakah aku membiarkan keluargaku menjadi rumah bagi Yesus? Keluarga Marta, Maria, dan Lazarus menjadi tempat Yesus beristirahat. Apakah rumahku juga menjadi tempat Tuhan hadir?