Selasa Pekan II Paskah

Bacaan Pertama: Kis. 4:32-37;

Bacaan Injil: Yoh. 3:7-15

Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”
Nikodemus menjawab, katanya: “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?”
Jawab Yesus: “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.
Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?
Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Renungan

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus berbicara tentang kebutuhan untuk dilahirkan kembali. Ini bukan sekadar perubahan perilaku, melainkan pembaruan total dalam Roh Kudus. Yesus menekankan kepada

Nikodemus bahwa tanpa kelahiran baru, seseorang tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Di masa Paskah, pesan ini menjadi semakin nyata. Kita memperingati kematian dan kebangkitan Kristus, momen di mana jalan keselamatan dibuka bagi kita. Yesus sendiri mengacu kepada peristiwa Musa meninggikan ular tembaga di padang gurun sebagai gambaran tentang penyaliban-Nya: “Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”

Pesan sabda Tuhan ini untuk kita adalah Pertama, Kita Dipanggil untuk Dilahirkan Kembali. Paskah bukan hanya tentang mengenang peristiwa, tetapi tentang mengalami kebangkitan pribadi. Kita diajak meninggalkan hidup lama; hidup dalam dosa, keputusasaan, dan keterikatan duniawi, lalu bangkit dalam hidup baru bersama Kristus. Kedua, Keselamatan adalah Anugerah, Bukan Usaha Kita. Seperti orang Israel yang hanya perlu memandang ular tembaga untuk diselamatkan, kita pun hanya perlu percaya kepada Yesus yang tersalib. Keselamatan bukan hasil usaha kita, melainkan karunia Allah bagi yang percaya. Ketiga, Salib adalah Pusat Iman Kita. Di masa Paskah, kita diteguhkan kembali: salib bukan kekalahan, melainkan kemenangan. Melalui salib, hidup kekal diberikan. Kita diundang untuk terus memandang kepada Kristus dalam setiap pergumulan hidup kita. Keempat, Iman Menghasilkan Hidup Baru. Percaya kepada Yesus tidak berhenti pada pengetahuan, tetapi menghasilkan transformasi nyata: hidup yang dipenuhi Roh, kasih, dan kebenaran.