Bacaan I: Yes. 55:10-11
Antarbacaan: Mzm. 34:4-5,6-7,16-17,18-19
Injil: Mat. 6:7-15
Bacaan Injil
Dalam kotbah di bukit, Tuhan Yesus bersabda, “Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Renungan
Sahabat Cahaya Hati yang terkasih. Saat kita masih kecil, ketika kita berbicara atau meminta sesuatu kepada orang tua kita, biasanya model komunikasi kita singkat, tidak formal dan tanpa basa-basi. Kasihlah yang menjembatani relasi anak dan orang tua sehingga terjalinlah keakraban dan saling percaya satu dengan yang lain. Anak percaya kalau orang tuanya sangat mengasihi dia. Seperti itulah semestinya relasi kita dengan Tuhan di dalam doa-doa kita.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengajarkan para murid-Nya doa Bapa Kami. Doa ini sederhana sehingga seringkali diremehkan orang. Padahal inti doa ini sangat dalam, sebagai ungkapan identitas kemuridan seseorang yang beriman kepada Kristus. Hanya orang yang sungguh mengenal dan mencintai Yesus, bisa memahami siapa Bapa. Dengan berdoa seperti yang diajarkan Yesus ini, para murid sesungguhnya melekatkan diri pada Yesus dan Bapa. Karena Bapa dan Yesus adalah satu.
Semoga di masa prapaskah dan tahun Tata Kelola Partisipatif ini, kita terus belajar membangun kesadaran bahwa kita adalah murid-murid Yesus, yang semestinya bertindak sesuai dengan ajaran Yesus. Menyatakan inti dari doa Bapa Kami dalam seluruh kesaksian hidup kita: Memuji Bapa, memasrahkan diri sepenuhnya pada penyelenggaraan Allah dan setia melayani dalam kasih serta rela mengampuni kesalahan sesama. (RD Daniel Abdineri Ngabut)