Selasa Pekan V Paskah

Bacaan Injil Yoh. 14:27-31a

Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.
Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.
Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku.
Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini.”

Renungan

Bersama Gereja sejagat, di bulan Mei ini kita secara khusus menghormati Bunda Maria, Bunda Tuhan dan Bunda Gereja, sebagai teladan iman, ketaatan, dan kesetiaan kepada Allah. Dalam devosi yang sederhana namun mendalam, seperti doa Rosario, kita diajak untuk merenungkan hidup Kristus bersama Maria dan membuka hati kita kepada bimbingan Roh Kudus.

Di bulan Maria ini, kita tidak hanya menghormati Bunda Maria sebagai Bunda Gereja, tetapi juga sebagai teladan sejati dalam keterbukaan terhadap Roh Kudus. Injil Yohanes 14:26 mengingatkan kita akan janji Yesus yang sangat penting: bahwa setelah kenaikan-Nya ke surga, kita tidak akan dibiarkan sendiri. Roh Kudus, Sang Penghibur, akan datang untuk membimbing dan mengajar kita. Karena itu kepada kita semua diingatkan bahwa; Pertama, Maria: Hamba Tuhan yang Terbuka pada Roh Kudus. Ketika Malaikat Gabriel datang membawa kabar sukacita, Maria menjawab dengan kerendahan hati, “Terjadilah padaku menurut perkataanmu.” (Luk. 1:38). Dalam sekejap, Maria menjadi tempat kediaman Roh Kudus, yang turun atasnya dan mengandung Sang Sabda. Ia tidak hanya membuka telinga, tetapi membuka seluruh hidupnya kepada karya Roh Kudus. Kita pun diajak untuk meneladani Maria: membuka hati, membiarkan Roh Kudus mengajar dan membimbing hidup kita sehari-hari.

Kedua, Roh Kudus Mengajarkan, Maria Membimbing. Yesus berkata bahwa Roh Kudus akan “mengajarkan segala sesuatu.” Dalam hidup rohani kita, sering kali suara Roh Kudus begitu lembut, hingga kita melewatkannya. Di sinilah Maria menjadi ibu yang membimbing: melalui doa Rosario, melalui keheningan, melalui teladan hidupnya, Maria membantu kita peka terhadap bisikan Roh Kudus. Ia tidak hanya menjadi ibu Yesus, tapi juga ibu kita dalam perjalanan iman, yang menuntun kita pada kebenaran yang diajarkan Roh Kudus.

Ketiga, Hidup dalam Bimbingan Roh Kudus. Di bulan Maria ini, mari kita jadikan doa dan keheningan sebagai jalan untuk merenungkan ajaran Kristus yang diingatkan oleh Roh Kudus. Seperti Maria, kita tidak hanya mendengar, tetapi menyimpan dan merenungkan firman dalam hati. Hanya dengan Roh Kudus kita mampu memahami, menghayati, dan menjalankan kehendak Allah dalam hidup kita. Semoga kita semua dimampukan.