Bacaan Injil Yoh. 17:1-11a
Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.
Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.
Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.
Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu.
Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.
Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.
Renungan
Penginjil Yohanes hari ini mengisahkan doa Yesus pada perjamuan malam terakhir. Yesus berdoa kepada Bapa-Nya sebelum sengsara. Yesus menyerahkan para murid-Nya kepada Allah Bapa. Yesus tahu bahwa Dia akan segera kembali kepada Bapa, dan para murid akan tinggal di dunia untuk melanjutkan karya-Nya.
Yesus tidak meminta agar para murid disingkirkan dari dunia, tetapi supaya mereka dijaga dan dipersatukan dalam kasih dan kebenaran. Persatuan dalam kasih menjadi ciri utama murid Kristus. Di tengah dunia yang sering penuh tantangan, penganiayaan, dan ketidakadilan, Yesus mendoakan kekuatan bagi para pengikut-Nya untuk tetap teguh dan setia.
Hari ini bersama Gereja sejagat kita memperingati Santo Karolus Lwanga dan 21 martir Uganda lainnya, yang dibunuh antara tahun 1885 dan 1887 karena iman mereka kepada Kristus. Mereka adalah contoh konkret dari orang-orang yang dijaga dalam nama Allah, tetap teguh dan tidak goyah meski menghadapi kematian.
Karolus dan kawan-kawan menunjukkan apa artinya hidup dalam dunia namun tidak menjadi milik dunia. Mereka menolak hidup dalam dosa meskipun ditawarkan kekuasaan atau keselamatan duniawi. Dalam penderitaan dan kematian mereka, kasih dan kesatuan dalam Kristus menjadi nyata. Kesaksian mereka menegaskan bahwa kasih kepada Allah lebih besar dari rasa takut akan dunia.
Semoga teladan Santo Karolus Lwanga dan para martir Uganda menginspirasi kita untuk hidup berani dalam iman, setia dalam kasih, dan kuat dalam menghadapi tantangan zaman ini. Semoga kita sekalian dimampukan.