Senin Pekan Prapaskah II

Bacaan I: Dan. 9:4b-10
Antarbacaan: Mzm. 79:8,9,11,13
Injil: Luk. 6:36-38

Bacaan Injil

Dalam pengajaranNya, Yesus bersabda, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.
Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

Renungan

Hari ini Yesus mengajak kita supaya berusaha hidup murah hati, seperti Bapa adalah murah hati. Salah satu cara yang diajarkan oleh Yesus ialah supaya jangan mudah menghakimi sesama. Saat mengeritik orang lain, kita kerap kali tidak sadar bahwa kita pun memiliki kelemahan yang sama, bahkan mungkin lebih parah. Kita cenderung membesar-besarkan kesalahan orang lain dengan mengabaikan kesalahan diri sendiri. Jika kita memakai standar atau ukuran tinggi dalam menilai orang lain, pastikan kita sendiri sudah memenuhi standar yang kita buat. Yang terbaik adalah introspeksi diri terlebih dahulu sebelum memberi kritik kepada orang lain.

Yesus bersabda, ”Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; Ampunilah dan kamu akan diampuni” (Luk 6:37).

Salah satu kecenderungan buruk kita manusia ialah mudah sekali memberikan penilaian terhadap sesama. Penilaiannya bisa terjadi secara sederhana tetapi menimbulkan akibat yang sangat buruk dan fatal. Tanpa disadari, kita telah menampilkan diri seolah-olah menjadi Tuhan atas sesama. Kita merasa berhak memberi penilaian dan menentukan sesuatu dalam hidup sesama. Lebih mudah memberikan penghakiman daripada memberikan kasih dan pengampunan. Yesus selalu mengutamakan kasih di atas hukum. Di hadapan orang berdosa, Yesus tidak pertama-tama memikirkan bentuk-bentuk hukuman yang pantas, tetapi Yesus menerima, menyambut, dan memberikan kehangatan kasihNya kepada pendosa.

Mengampuni bukanlah hal yang mudah. Kadang-kadang luka hati yang disebabkan orang lain terasa begitu mendalam sehingga sulit untuk dilupakan, apalagi diampuni. Mengampuni bukan berarti menyetujui kesalahan orang lain, tetapi memilih untuk menyerahkan luka hati kita kepada Tuhan yang adalah Hakim yang adil. Mari dalam masa pertobatan ini, kita terus membuka diri kita sehingga semakin bertumbuh dalam kasih Tuhan dan menjadi saluran kasih dan pengampunan Allah dalam hidup kita sehari-hari. Amin.( RD.Richardus Pangkur)