Telah Berpulang: Uskup Emeritus Michael Cosmas Angkur OFM

Kabar duka bagi umat Katolik Indonesia, Uskup Emeritus Keuskupan Bogor Michael Cosmas Angkur OFM menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Siloam pada Rabu, 18 Desember 2024 pada usia 87 tahun. Malam hari sebelumnya ia diantar ke rumah sakit karena kondisi kesehatan menurun.

Jenazahnya disemayamkan di Kapela Seminari Yohanes Paulus II Labuan Bajo. Jenazah disemayamkan di Komunitas OFM Gorontalo Labuan Bajo, pada Jumat 19/24, sebelum diberangkatkan ke Bogor.

Sejak 2013, Alm Uskup Emeritus Michael Cosmas Angkur OFM menjalani masa pensiun di Gorontalo Labuan Bajo. Selain membangun komunitas kecil, dari tempat itu dia dapat bergaul dekat dengan keluarga dan umat Katolik Keuskupan Ruteng serta Keuskupan Labuan Bajo.

Beberapa waktu terakhir kondisi kesehatannya menurun dan sering dirawat di Rumah Sakit. Ia sempat dirawat di Rumah Sakit St. Yosep Golo Koe, kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo pada Selasa, 17/12/2024.

Pribadi yang Setia dan Sederhana

Uskup Labuan Bajo Mgr Maksimus Regus dalam kotbahnya pada Misa Arwah, Kamis 19/24, mengungkapkan Uskup Emeritus Michael Cosmas Angkur OFM sebagai sosok imam, uskup dan fransiskan yang setia dan sederhana.

“Kita mengenal Monsinyur Michael sebagai orang yang setia dan taat. Dan bahkan itu ia perlihatkan ketika ia tidak lagi menjalankan tugas-tugas formal menjalankan tugas-tugas. Kalau kita ini, ketika sudah tidak lagi menjalankan tugas secara formal mugnkin kadar kesetiaan itu akan berkurang. tetapi Mgr Michael menunjukkan hal sebaliknya. Kadar kesetiaannya sebagai seorang imam, sebagai seorang gembala, sebagai seorang fransiskan, tidak pudar sedikit pun,” kata Uskup Maksimus.

Selain itu, Uskup Michael Angkur juga adalah pribadi yang sangat sederhanan. Setiap pekerjaannya ia lakukan sendiri tanpa harus merepotkan orang lain, bahkan ketika di usia yang kita pikir sudah tua.

“Ia mengambil jalan penyangkalan diri, pengingkaran diri dari godaan-godaan kemewahan, dari godaan-godaan kemudahan, dari godaan keistimewaan yang dia terima sebagai seorang imam, sebagai seorang gembala,” ungkap Uskup Maksimus.