Umat Paroki Sok Rutung Ikut dalam Pelestarian Tanaman Bambu

Paroki Kerahiman Ilahi Sok Rutung menjadi tuan rumah diskusi dan tempat penanaman bambu yang melibatkan umat dan utusan petani dari sejumlah wilayah di Manggarai Barat, 7 Oktober 2025. Kegiatan ini merupakan kerja sama Multi Stakeholder Forum (MSF) untuk Sistem Pangan  Bersama Keuskupan Labuan Bajo, Yayasan KEHATI, KRKP dan  YAKINES.

Kegiatan penanaman simbolis ini dilakukan di halaman pastoran Gereja Sokrutung dihadiri oleh Pastor Paroki sokrutung RD Ferdinandus sebagai tuan rumah, peserta dari MSF, Yayasan Bambu Lingkungan Lestari, KEHATI, KRKP, YAKINES, Kepala Desa,  kelompok tani, orang muda dan umat di Paroki Sokrutung.

Penanaman simbolis ini sebagai  bagian dari Program Pelestarian Keanekaragaman Hayati untuk konservasi air dengan tanaman bambu dan tanaman  lainnya di Kabupaten Manggarai Barat yang diinisiasi oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan didukung oleh PT CIMB dan The Body Shop.

“Yayasan KEHATI, PT CIMB Niaga dan The Body Shop, akan menyiapkan sekitar 6000 bibit bambu dan 1500 tanaman buah yang akan ditanam di 5 Desa dalam tiga paroki dan berada di di tiga wilayah kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat. Kelima Desa terebut antara lain Desa Golo Pongkor, Desa Wae Lolos, Desa Golo Desat, Desa Nampar Macing dan Desa Semang,“ jelas Puji Sumedi Hanggarawati, Program Manager Agroekosistem Yayasan KEHATI dalam acara Bincang-Bincang Tentang Bambu dalam kegiatan Kick Off Progam Bambu di alun-alun pastoran Paroki Yesus Kerahiman Ilahi, Sokrutung pada 7 Oktober 2025.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kegiatan konservasi bambu ini dilakukan sebagai upaya untuk menambah tutupan lahan dan memperbaiki ekosistem serta menabung air. Sementara tanaman buah merupakan insentif yang  bermanfaat untuk ekonomi dan kesehatan.

“Dalam rangka mendukung pelaksanaan program bambu ini, pada bulan Juni 2025 lalu kami telah melakukan pelatihan pembibitan dan budidaya bambu yang diikuti oleh 20 orang perwakilan dari ke lima desa dan paroki. Selanjutnya, setiap peserta membuat pembibitan di masing-masing desa” Jelasnya.

Hadir sebagai pembicara dalam acara Bincang-Bincang Tentang Bambu ini, perwakilan kelompok tani dari Desa Nampar Macing, Maria Margaretha Virula Tukan, Kepala Desa Wae Lolos, Gervinus Toni, Septi, Perwakilan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari, Ferdinandus Mau Manu, Koordinator Program Yakines, Romo Nando Mayus, Pastor Paroki Yesus Kerahiman Ilahi, Sokrutung dan Mauritz Alviano Latubatara, sekretaris Dinas Soisial sekaligus perwakilan Multi Stake Holders Forum (MSF).

Ferdinandus Mau Manu dalam menjelaskan bahwa bambu memiliki peran penting dan ganda.  “Secara ekologis, bambu dapat menjaga kualitas air dan serap emisi karbon. Di bagian lain, bambu merupakan sumber daya berkelanjutan,” jelasnya.

Septi perwakilan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) menjelaskan terkait bambu dari hulu hingga hilir. “Di hulu pengembangan bambu itu relatif muda dan murah. Bambu dapat dikembangkan dengan ranting dan bijinya. Bambu juga sangat penting untuk mencegah terjadinya longsor dan menjaga kualitas air. Sedangkan di hilir bambu selain sebagai bahan bangunan yang ramah lingkungan juga menjadi produk inovatif,” terang Septi.

Kepala Desa Wae Lolos, Gervinus Toni mengucapkan terimakasih kepada Kehati dan Yakines yang telah memilih Desa Wae Lolos untuk sebagai salah satu desa dampingan untuk pengembangan program bambu ini. Ia bertekad bahwa akan memasukan kegiatan konservasi bambu ini ke dalam rencana kerja pemerintah desa Wae Lolos.

Maria margaretha Virula Tukan, perwakilan kelompok tani perempuan dampingan Yakines dari desa Nampar Macing mengisahkan pengelaman pribadinya setelah mendapatkan pelatihan pengembangan tanaman bambu. “Saya bersama kaum ibu di desa Nampar Macing yang kembangkan tanaman bambu walaupun tidak didukung oleh kaum bapak,“ jelasnya.

Romo Nando Mayus, pastor Paroki Yesus Kerahiman Ilahi, Sokrutung menjelaskan bahwa sampai saat ini sudah ada langkah konkret yang sudah dilakukan oleh pihak Gereja dalam upaya konservasi bambu dan perlindungan sumber daya alam. Salah satunya adalah membangun kerja sama dengan para pihak melakukan penanaman anakan bambu.

Mewakili pemerintah daerah dan MSF, Mauritz Alviano Latubatara, menjelaskan bahwa pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Barat pada prinsipnya sangat mendukung setiap upaya atau tindakan positif lainnya untuk mendukung pembangunan di Manggarai Barat.

Kegiatan Kick Off program Bambu ini diakhiri dengan dengan penanaman bambu dan tanaman buah secara simbolis bersama di lahan paroki.*