Hari ini Jumat (20/12/2024) perayaan Ekaristi mohon keselamatan arwah uskup Emeritus dipimpin langsung oleh uskup Labuan Bajo Mgr, Maksimus Regus di Kapela Seminari Yohanes Paulus II Labuan Bajo.
Dalam Khotbahnya Mgr Maksimus Regus menyampaikan uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur tidak lagi menjalankan tugas-tugas formal, kalau kita tidak lagi menjalankan tugas-tugas formal dan mungkin kadar kesetiaan akan berkurang. Namun Uskup Emeritus Mgr. Mikael justru sebaliknya kadar kesetiaannya sebagai seorang imam sebagai seorang gembala, sebagai seorang Fransiskan tidak memudar sedikitpun bahkan walaupun tidak menjalankan tugas secara formal dalam Gereja.
Nilai yang kita dapat adalah nilai kesederhanaan. Kesederhanaan adalah buah dari kesetiaan. Dari kesetiaan munculah kesederhanaan kata Mgr Maksi.
Tidak terbantahkan uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur adalah pribadi yang sangat sederhana. Bisa saja ia meninggalkan kesederhanaan karena statusnya sebagai imam dan uskup. Namun uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur tidak memilih jalan itu. Ia melakukan pekerjaan itu sendiri tanpa membebani orang lain. Buah dari kesederhanaan yang paling sederhana yang juga dapat kita lakukan dalam hidup ini.
Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur menjalankan tugas-tugas karyanya dengan sendiri tanpa merepotkan orang lain. Bahkan dalam usia yang kita pikir tidak perlu lagi melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti itu namun ia memilih mengikuti jalan tersebut.
Ia menempuh jalan penyangkalan diri, pengingkaran diri, dari godaan-godaan mewah dan godaan-godaan tuntutan, godaan-godaan keistimewaan yang mungkin diterima sebagai seorang imam dan uskup.
Namun hal itu ia tidak harapkan selain kedamaian. Mati dalam kedamaian. Bahkan tidak ada nilai yang tertinggi dari situ yang dia harapkan agar bisa mati dalam kedamaian. Setelah hidup panjang sebagai orang baik dia berharap mati dalam kedamaian. Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur mati tidak diterangkan. Ia justru mati diterangkan dalam kedamaian.
Selama ini kita tahu Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur dirawat di rumah sakit dan dibawa beberapa kali ke rumah sakit tetapi ketika ia meninggal tidak meninggalkan rasa sakit tetapi meninggal dalam kedamaian. Wajahnya memancarkan kedamaian.
“Sempurna sudah perjalanan Bapa Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur karena meninggal dalam kedamaian dan ia sudah melakukan perjalanan panjang sebagai manusia sebagai manusia yang baru dan kematiannya termasuk dalam kedamaian. Kita hanya kehilangan sosok yang kita teladani tentang kesederhanaan, tentang kebaikan, tentang keterbukaan, persaudaraan dalam kebersamaan dengan Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur
Kita bisa banyak belajar dari nilai-nilai, tentang keutamaan-keutamaan sebagai manusia, sebagai orang katolik dan sebagai warga masyarakat dan warga Gereja. Semoga bapa uskup mendoakan kita semua dan bapa uskup beristirahat dalam pangkuan bapa di surga.” kata Mgr Maksi .
Yoakim dalam kata sambutannya mewakili keluarga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak baik keuskupan Labuan Bajo, pemerintah Manggarai Barat dan biarawan-biarawati serta pihak rumah sakit yang sudah membantu dan merawat Mgr, Mikael. Semoga jasa baik bapak ibu mendapat ganjaran yang besar dari Tuhan.
Dalam sambutannya Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi menyampaikan bahwa atas nama pribadi dan atas nama pemerintah Manggarai Barat mengucapkan selamat jalan kepada Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur. Semoga bapa uskup tidak meninggalkan kami semua dimana bapa uskup pernah mengabdi.
Uskup Emeritus Mgr Mikael adalah sosok seorang gembala yang sangat sederhana dan dia adalah orang kudus. Dia tidak merubah jati dirinya sebagai uskup . Dalam situasi apapun dan dimanapun ia berada dia tetap menjadi jati dirinya seorang uskup.
“Saya kenal beliau sejak tahun 2010. Kalau sebelumnya mengenal dari cerita tetapi sejak tahun 2010 saya mengenal beliau secara mendalam. Sampai kemarin ia meninggal pun saya tetap mengenalnya secara baik. Ia adalah Sosok uskup yang menurut saya dan kita semua adalah sosok yang menjadi teladan dalam berbagai aspek. Sejak kemarin Gereja katolik dunia, Gereja katolik indonesia, Gereja katolik keuskupan Labuan Bajo dan keuskupan Ruteng kehilangan seorang sosok yang teladan ini.
“Kita mengikhlaskan Mgr Mikael untuk pergi kerumah bapa disurga. Sebab kalau kita semua mengikhlaskan untuk pergi maka beliau akan s tersenyum.
Kami mohon Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur tidak meninggalkan kami tidak hanya di dua keuskupan ini tetapi semua orang yang pernah dijumpai oleh bapa uskup kata Edi.
Praeses seminari Yohanes Paulus II Labuan Bajo Romo Bene Bensi dalam kata sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh umat yang telah terlibat membantu proses kelancaran seluruh acara dan mendoakan uskup Mgr khususnya selama jenazah Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur berada di kapela Seminari Yohanes Paulus II Labuan Bajo.
Uskup Labuan Bajo Mgr Maksimus Regus dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur adalah sosok yang bersahaja sebagai anggota keluarga, sebagai anggota Fransiskan sebagai imam dan terutama sebagai uskup. Bapa uskup sudah memberikan warisan yang kuat dalam hal keilahian, keutamaan, yang harus kita tiru dalam seluruh hidup, dalam tugas dan dalam panggilan kita masing-masing.
“Terima kasih banyak Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur atas nilai-nilai yang engkau tanamkan kepada kami terutama kesederhanaan hidup yakni kesetiaan, ketaatan dalam setiap tugas dan karya yang Tuhan percayakan kepada kami.
Terima kasih kepada semua pihak terutama pemerintah Manggarai Barat yang sudah terlibat aktif dalam membantu seluruh proses dari dari rumah sakit dan pengantaran jenazah ke tempat ini. Terima kasih kepada pihak rumah sakit baik di rumah sakit Santo Yosef maupun di rumah sakit Siloam Labuan Bajo.
Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur tiba di Labuan Bajo pukul 12.30. akhirnya Setelah selesai perayaan misa di Kapela Seminari Yohanes Paulus II Labuan Bajo Jenazah Mgr. Michael diantar ke rumah kediamannya di Gorontalo bersama Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur.
Pada saat di Gorontalo sesuai dengan kebiasaan dan adat budaya Manggarai pihak keluarga memohon kepada Mgr Paskalis agar uskup Emeritus Mikael Angkur dikuburkan di Gorontalo sesuai dengan pesan Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur.
Namun uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur menyampaikan bahwa tujuan kami ke Labuan Bajo hari ini adalah untuk mengantar Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur Pulang ke Bogor. Ia mengungkapkan bahwa kita yang masih hidup ini selalu mendoakan beliau dan mendoakan mereka yang sudah meninggal. Dan itulah kewajiban kita sebagai umat.
Dia adalah uskup Bogor, uskup emeritus Bogor. Itu adalah hal yang sangat kuat sekali pada diri Uskup Emeritus Mgr. Mikael Angkur. Dulu ia datang disini memang untuk membuka misi yaitu misi OFM. Bukan pertama-tama mau berada terus dengan keluarga. Bahwa dia tahu ada keluarga disini namun dia pertama memikirkan misi Fransiskan.
Dirinya sudah mengetahui bahwa nanti Labuan Bajo itu adalah keuskupan tersendiri. Maka Fransiskan perlu berada Labuan Bajo ini. Dia ingin mengabdi disini dan masa emeritusnya disini. Karena menurut Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur kalau dirinya tinggal di Karot atau Pagal cuacanya sangat dingin sekali, lebih baik di Labuan Bajo karena daerahnya panas. Selain itu katanya disini lebih mudah ke Bogor. Oleh karena itu selama ada kegiatan penting di Keuskupan Bogor saya selalu mengajak dia ke sana kata Mgr Paskalis.
Karena saya meyakini bahwa saya meneruskan apa yang beliau sudah mulai dan mencari hal-hal baru dan menyempurnakan apa yang sudah dibuat.
Selama hidupnya khususnya pada saat dia sakit Saya selalu mencari waktu dan meminta suara beliau. Sebagai uskup saya bertanggung jawab dan saya harus dengar dari mulut beliau. Suatu hari saya ke kamarnya untuk bertemu secara pribadi. Tentu saya dengan menggunakan bahasa lembut dan bersahabat saya bertanya Bapak uskup kalau bapa uskup meninggal nanti kuburnya dimana?
Ia dengan tegas menjawab bahwa soal kematian itu adalah misteri Tuhan tetapi pasti datang waktunya. Saya ini adalah orang keuskupan. Saya adalah uskup Bogor. Kalau tiba saat saya mati saya harus dikuburkan di Keuskupan Bogor.
Selain itu Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur juga bicara secara pribadi dengan Mgr Paskalis bahwa setelah urusan selesai saya dikuburkan di keuskupan Bogor.
Oleh karena itu jelaslah bahwa Kami datang untuk membawa Jenazah Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur ke keuskupan Bogor. Ia harus dimakamkan di keuskupan. Makam dengan para imam keuskupan dan para imam Fransiskan.
Ini adalah keputusan yang terbaik supaya saya jangan dimarahi oleh umat saya. Selain itu daripada juga saya tidak bisa tidur kata Mgr, Paskalis.
Selain itu dalam dialog dengan Mgr Paskalis, pihak keluarga juga meminta kepada Mgr Paskalis Sesuai dengan pesan Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur agar membuat museum Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur di Lewur tempat Kelahirannya.
Berkaitan dengan tawaran ini Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi menyampaikan bahwa soal pembangunan museum saya siap menanggungnya untuk membangun museum Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur “Nanti soal museum itu saya yang akan membangunnya kata Edi.
Uskup Bogor Mgr Paskalis dalam merespon usulan pembangunan museum Mgr Mikael menyampaikan bahwa permintaan ini adalah maksud yang baik sekali untuk mengabadikan nama Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur.
Ini merupakan suatu hal yang menolong kita untuk mengenang beliau melalui sarana-sarana yang ada seperti museum. Ada kebiasaan di keuskupan kalau seorang pastor meninggal atau bapa uskup biasanya kamarnya langsung di kunci. Kita biasanya membentuk tim untuk membuka kamarnya. Saya setuju bahwa apa yang perlu kita lestarikan dari peninggalan beliau itu dibuat dalam bentuk museum
Adanya museum Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur diharapkan ada panggilan banyak dari sana agar jangan hanya berhenti di beliau saja. Ini merupakan karya cinta kasih kita kepada beliau sehingga bukan hanya tempat museum tetapi tempat ini juga sebagai tempat untuk mengajukan doa dan permohonan kita agar membawanya kepada Tuhan. Sehingga tempat ini bukan hanya museum tetapi menjadi tempat doa.
Pater Mikael Peruhe Provinsial OFM mengungkapkan bahwa Mgr Emeritus Mikhael Angkur bukan hanya milik Fransiskan, tetapi keluarga ini sudah menjadi keluarga kami yakni keluarga Fransiskan. Karena itu yang kami rasakan sebagai satu keluarga, dan sesuai yang diteladankan oleh Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur
Mengenai usulan dari pihak keluarga berkaitan berkaitan pembangunan museum Uskup Emeritus tadi, menurut saya kita bicara bersama sebagai satu keluarga. Rencana apapun berkaitan bapa uskup emeritus yang akan dilaksanakan di Lewur, maka mari kita omong sebagai satu keluarga.
Harapan saya kedepan kendati Mgr. Sudah meninggal kita tetap keluarga. Kami dari Fransiskan juga ambil bagian karena kita satu keluarga. Bersama pemerintah Manggarai Barat dan keuskupan Labuan Bajo sudah dibicarakan dan disepakati dengan penuh persaudaraan agar emeritus dikuburkan di Bogor. Karena disana ada teman-temanya yang lainnya. Ia masuk sebagai Fransiskan dan pergi sebagai Fransiskan.
Hari Ini jenazah Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur akan di hantar ke Keuskupan Bogor. Dari agenda yang kami terima dari keuskupan berkaitan dengan pemakaman Uskup Emeritus Mgr. Mikhael Angkur yang ditandatangani oleh Sekretaris Keuskupan Bogor Romo Marselinus Wisnu Wardhana.
Dalam agenda keuskupan Bogor tersebut bahwa hari ini pemberkatan jenazah dari Labuan Bajo menuju Bogor pada hari jumat, 20 Desember 2024 pukul 14.00 WITA. Dan akan disemayamkan di Kapel Sacra Familia Jalan Kapten Muslihat no.22 Bogor.
Jumat dan minggu akan dilaksanakan Misa atau Ibadat Rosario dimulai pukul 19.00 WIB. Umat diperkenankan untuk hadir. Misa Requiem dilaksanakan di Gereja Beatae Mariae Virginis katedral Bogor.
Pada hari senin tanggal 23 Desember 2024 pukul 10.00 WIB. Setelah misa dilaksanakan pemberangkatan jenazah menuju tempat pemakaman umum Kalimulya Depok.***