Uskup Labuan Bajo
MGR. MAKSIMUS REGUS
Tempat/tanggal lahir : Todo, 23 September 1973
Ditahbiskan Imam Keuskupan Ruteng: 10 Agustus 2001
Tahbisan Uskup: 1 November 2024
Motto:
Ut Mundus Salvetur Per Ipsum
(Supaya Dunia Diselamatkan Oleh-NYA)
(Yoh 3:17).
Penjelasan Lambang Uskup Labuan Bajo
- Topi melambangkan martabat dan otoritas uskup sebagai seorang gembala dalam Gereja (Bdk. 1 Petrus 5:2—3). Tassel bentuk jumbai dengan jumlah enam pada bagian kiri dan kanan melambangkan dua belas rasul (Bdk. Mat. 10:1—4). Warna hijau dominan pada topi dan tassel melambangkan keibuan Bunda Maria, cerminan kasih sayang dan perlindungan ilahi, serta kehadiran rahmat Allah yang melahirkan dan memelihara Uskup dan Keuskupan Labuan Bajo (Bdk. Yoh. 19:26—27).
- Salib pada poros utama lambang Uskup Labuan Bajo menghubungkan bagian-bagian utama dari lambang dan bagian perisai menunjukkan dimensi dan sudut pandang seteriologis Kristen yang menempatkan Yesus Kristus sebagai pusat keselamatan (Bdk. 1Kor. 1:18).
- Perisai lambang Uskup Labuan Bajo terbagi ke dalam empat bagian untuk menggambarkan empat ciri utama Gereja; Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik (Bdk. Mat. 28:19).
- Merpati pada jantung perisai Uskup Labuan Bajo merefleksikan kehadiran Trinitarian (Allah Tritunggal) dalam Pelayanan Kegembalaan dan Perjalanan Sejarah Keuskupan Labuan Bajo. Merpati melambangkan pelayanan kegembalaan Uskup selalu berada di bawah naungan dan bimbingan Allah Tritunggal yang Kudus (Bdk. Yoh. 14:26).
- Mahkota dalam perisai yang berada bersamaan dengan merpati mengungkapan kehadiran Bunda Maria sebagai Ibu Gereja, sekaligus menjadi pendoa dan penjaga Pelayanan Kegembalaan Uskup dan Keuskupan Labuan Bajo (Bdk. Wahyu 12:1).
- Kepala tongkat Uskup dalam perisai melambangkan dedikasi dan komitmen untuk tugas kegembalaan Uskup Labuan Bajo, serta perjuangan untuk terlibat dalam pelayanan dan pengosongan diri. Tongkat adalah simbol penting dalam konteks biblis untuk menggambarkan bagaimana seorang Uskup menjalani panggilannya dengan tekun dan penuh pengabdian (Bdk. Fil. 2:7—8).
- Huruf Alfa dan Omega pada perisai lambang Uskup Labuan Bajo simbol penyertaan Tuhan yang melampaui waktu dan pengalaman manusia. Alfa dan Omega itu huruf pertama dan terakhir dari aksara Yunani, yang secara biblis melambangkan Tuhan menjadi Awal dan Akhir dari segala sesuatu. Aksara Alfa dan Omega ini menunjukkan bahwa pelayanan Uskup dan seluruh sejarah dan misi Keuskupan Labuan Bajo, berada di bawah bimbingan dan kuasa Tuhan yang tidak terbatas waktu. Simbol ini menegaskan keyakinan bahwa Tuhan selalu hadir dan aktif dalam setiap aspek pelayanan dan kehidupan gereja (Bdk. Wahyu 22:13).
- Salib Kecil dengan gambar lidah api dalam perisai menggambarkan semangat evangelisasi Gereja yang berkobar-kobar yang menginspirasi Uskup Labuan Bajo untuk membudayakan semangat Sinodalitas dan Solidaritas dalam tugas kegembalaan bersama umat Keuskupan Labuan Bajo (Bdk. Roma 12:11).
- Rumput Laut dan Terumbu Karang dalam perisai simbol semesta (kosmologis) dan kehidupan (pro-life), serta merefleksikan aspek ekologis tugas kegembalaan Uskup Labuan Bajo dalam menjaga ciptaan Tuhan, untuk mendukung keberlanjutan dan harmoni lingkungan hidup yang holistik (Bdk. Mzm. 104:24).
- Gelombang tipis berwarna hijau dan putih pada dasar perisai melambangkan samudera yang luas, terkait perjalanan pelayanan Uskup Labuan Bajo dan Keuskupan Labuan Bajo yang penuh pengharapan dan ketulusan, sekaligus mencerminkan aspek kebahariaan dan pariwisata dalam pelayanan didasari komitmen melindungi dan merawat lingkungan dengan bijaksana (Bdk. 107:23—24 dan Katekismus Gereja Katolik No. 341).
- Warna Merah, Putih, dan Kuning pada lambang Uskup menghadirkan semangat Gereja Universal sekaligus Keindonesiaan, sekaligus representasi dari tekad menjadi 100% Katolik, 100% Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam Pelayanan Kegembalaan Uskup Labuan Bajo, serta komitmen membangun persatuan dan integritas berkonteks lokal dan global (Bdk. Gal. 3:28 dan Katekismus Gereja Katolik No. 811).
Lambang ini menggambarkan dimensi Teologis (Trinitaris, Kristologis, Mariologis), Soteriologis (Kristus sebagai Pusat Keselamatan), Eklesiologis-inklusivistik (Gereja yang terbuka), Kosmologis (Semesta, dunia), Ekologis (Keberlanjutan Labuan Bajo sebagai ruang kebaharian-kepariwisataan), serta Nasionalisme-Religius melalui representasi warna Merah, Putih, dan Kuning (bendera Indonesia dan Vatikan). Setiap dimensi saling melengkapi sebagai cerminan identitas dan misi Uskup Labuan Bajo, mengintegrasikan spiritualitas, pelayanan, dan konteks lokal serta global yang harmonis.
Lambang Uskup Labuan Bajo didisain oleh Bapak Evaristus “Epang” Marsidi, Staf UNIKA Santu Paulus Ruteng, berdasarkan gagasan-gagasan dari Mgr. Maksimus Regus sendiri.