Bacaan I: Kis 5:12-16
Antarbacaan: Mzm 118:2-4. 22-24. 25-27a
Bacaan II: Why 1:9-11a. 12-13. 17-19
Injil: Yoh 20:19-31
Renungan
Pada Hari Minggu Paskah II ini, bacaan-bacaan mengajak kita untuk merenungkan misteri kerahiman Allah yang tampak dalam Kristus yang bangkit. Kuasa kerahiman menyembuhkan yang sakit, menghibur yang terasing dan membawa damai.
Bacaan pertama menyuguhkan narasi tentang kuasa ilahi yang terjalin dengan kerentanan manusia. Para rasul yang sederhana menjadi bejana tanda-tanda dan keajaiban Allah. Tindakan-tindakan mereka menampakkan belas kasih Allah yang mengulurkan tangan untuk yang terluka dan menderita. Di situ ada orang-orang sakit yang berharap bahwa bayangan Petrus pun akan menimpa mereka. Gambaran ini menyoroti bagaimana iman dapat mendorong orang keluar dari keputusasaan. Tuhan itu mahakuasa tetapi Dia memilih untuk bekerja melalui orang-orang biasa.
Dalam bacaan kedua, Yohanes yang diasingkan di pulau Patmos menerima penglihatan tentang Kristus yang bangkit dalam kemuliaan. Dalam pengasingan ia menemukan sesuatu yang luar biasa. Anak Manusia yang berdiri di antara kaki dian emas itu adalah pengingat kehadiran Kristus. Ini artinya Kristus berada di antara umat-Nya. Dia menemani umat-Nya yang terasing dan terpinggirkan. Kristus meneguhkan Yohanes dan kita semua untuk tidak takut dalam saat-saat sulit. Iman akan Kristus sungguh meneguhkan kita dalam penderitaan.
Dalam Injil kita berjumpa dengan keraguan Thomas. Keraguan ini sejajar dengan pintu yang terkunci. Ini adalah lambang ketakutan, keputusasaan, dan kehilangan pegangan. Namun kemudian kita melihat kehadiran Kristus yang bangkit, memulihkan situasi itu.
Yesus menganugerahkan tiga kado paskah untuk para murid-Nya, yakni: Damai Sejahtera, Roh Kudus, dan Pengampunan dosa. Syalom yang disebut sebanyak tiga kali mencairkan kebekuan para murid. Tuhan membuka hati kita dengan kehadiran-Nya yang memberi ketenangan. Selain itu, Dia juga menganugerahkan Roh Kudus. Yesus memberi baptisan Roh untuk para murid. Roh Kudus menjadikan mereka manusia baru yang siap bersaksi dengan berani. Selanjutnya pengampunan dosa. Kado ini adalah sarana kelahiran baru itu. Yesus mengutus murid-murid-Nya dengan tiga bekal tersebut.
Thomas di sisi lain melambangkan kecurigaan kita terhadap Rahmat Allah. Namun, kerahiman Allah selalu melampaui kedangkalan kita. Seruan “Ya Tuhanku dan Allahku” adalah jawaban kita semua di hari paskah ini. Dalam jawaban itu saja kita menemukan keberanian untuk bersaksi tentang keterlibatan Tuhan di hidup kita. Semoga hari Minggu Kerahiman ini menjadi momen kebangkitan kita. Bangkit dari ketakutan, keraguan, dan kegelapan kita masing-masing. Marilah kita dengan berani mewartakan Rahmat kebangkitan Kristus dalam hidup kita masing-masing. (RD Kristo D. Selamat).